
Suprihati
26 Jul 2024
1,825
1,452
PLN EPI Maksimalkan Biomassa Melalui Co Firing Aksi Nyata Menuju Net Zero Emission 2060
Press Release No. 046.PR/STH.06.01/PLNEPI0102/VII/2024
Semarang, 26 Juli 2024 â PT Perusahaan Listrik
Negara Energi Primer Indonesia (PLN EPI) terus memperkuat rantai pasok biomassa
sebagai salah satu langkah strategis mencapai NZE 2060.
Dalam Focus Group
Discussion (FGD) dengan tema âRisiko, Tantangan, dan Mitigasi pada Tatanan
Rantai Pasok dan Komponen Pembentuk Harga Batu Bara dan Biomassa serta Energi
Baru Terbarukan (EBT) Lainnyaâ di Padma Hotel, Semarang, Selasa (23/7) Direktur
Utama PT PLN EPI, Iwan Agung Firstantara, menyatakan bahwa PLN EPI tengah
mengimplementasikan program co-firing, yaitu substitusi batu bara dengan
biomassa pada rasio tertentu. Program ini merupakan langkah nyata
menuju pencapaian Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.
"Indonesia
memiliki potensi besar dalam menghasilkan biomassa. Pada tahun 2021, PLN Group
telah menggunakan 250.000 metrik ton biomassa untuk co-firing PLTU. Tahun 2022,
jumlah ini naik menjadi 500.000 metrik ton, dan pada tahun 2023 mencapai lebih dari
1.000.000 metrik ton. Tahun ini, target kami adalah menyediakan 2,2 juta
ton," kata Iwan.
Pemanfaatan
biomassa untuk co-firing dan pengganti batu bara mendapat dukungan dari
Kementerian ESDM. Direktur Bioenergi, Direktorat Jenderal Energi Baru,
Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Edi Wibowo,
menyampaikan bahwa Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 12 Tahun 2023 tentang
âPemanfaatan Bahan Bakar Biomassa Sebagai Campuran Bahan Bakar Pada Pembangkit
Listrik Tenaga Uapâ telah diterbitkan untuk memberikan payung hukum penggunaan
biomassa.
"Peraturan
ini masih menunggu harmonisasi dengan Peraturan Menteri Keuangan yang sementara
dalam proses untuk direvisi," tambahnya.
Kementerian
Keuangan juga memberikan dukungan penuh terhadap program co-firing. Hilman
Qomarsono, Kepala Seksi Risiko Pinjaman pada BUMN Direktorat PRKNDJPPR,
menyatakan bahwa Menteri Keuangan telah memberikan arahan untuk mendukung
secara maksimal pengembangan ekosistem biomassa.
Nani Hendiarti,
Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves,
menambahkan bahwa co-firing dan pemanfaatan biomassa turut meningkatkan
penciptaan lapangan pekerjaan.
"Ketersediaan
biomassa yang cukup banyak, jika dikelola dengan baik, dapat menjadi sumber
energi untuk program co-firing dan menciptakan lapangan pekerjaan,"
katanya.
Dalam diskusi
ini, perwakilan dari PT Elektrika Konstruksi Nusantara Kalimantan Barat,
Novariandi, menjelaskan bahwa pabriknya terus beroperasi dengan menyerap tenaga
kerja lokal untuk mengolah tandan kosong kelapa sawit menjadi pelet tankos yang
disuplai ke PLTU.
Komisaris PT
Solusi Hutama Mahesa, Roeswandi, menambahkan bahwa biomassa memberikan peluang
bagi masyarakat sekitar PLTU untuk terlibat dalam bisnis ini.
Widi Pancono,
Wakil Ketua IV Masyarakat Energi Biomassa Indonesia (MEBI), menegaskan bahwa
pihaknya tidak hanya menebang pohon karet tua untuk biomassa, tetapi juga
menyiapkan tanaman pengganti.
Sementara itu,
Sarjiya, Kepala Pusat Studi Energi UGM, menyoroti pentingnya pertimbangan harga
dalam pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).
Firly
Rachmaditya Baskoro dari Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri ITB,
menyatakan bahwa batu bara masih menjadi sumber energi primer dengan
ketersediaan yang cukup untuk lebih dari 50 tahun.
Arief Amir
Rahman Setiawan dari Sekretariat Indonesian Life Cycle Assessment Network
(ILCAN) dan BRIN, menekankan dampak global warming pada rotasi bumi. Ia menilai
pentingnya energi berkelanjutan untuk mengurangi pemanasan global.
Sekretaris
Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN), Djoko Siswanto, juga menekankan
pentingnya transisi energi menuju penggunaan energi hijau.
"Tujuan
revisi Kebijakan Energi Nasional (KEN) adalah memberikan arah dalam upaya
mewujudkan kebijakan Pengelolaan Energi yang berdasarkan prinsip berkeadilan,
berkelanjutan, keterpaduan, efisiensi, produktivitas, dan berwawasan lingkungan
guna terciptanya Kemandirian Energi nasional, Ketahanan Energi nasional, dan
pemenuhan komitmen Indonesia dalam Dekarbonisasi," ujarnya.
Djoko
menambahkan bahwa optimalisasi pemanfaatan biomassa melalui program co-firing
dapat menjadi strategi yang efektif dalam mengurangi ketergantungan pada batu
bara dan meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan.
Narahubung
Mamit
Setiawan
Sekretaris
Perusahaan
PT PLN
Energi Primer Indonesia
021-21684025
Sekilas
Tentang PLN EPI
PT PLN
Energi Primer Indonesia merupakan sub holding PLN yang didirikan untuk
memastikan ketersediaan pasokan suplai energi primer melalui Konsolidasi Proses
Pengadaan & logistik, Pencarian Sumber Energi Primer serta Pengembangan
Ekosistem yang resilient dan rantai pasok yang kuat. Memiliki Visi menjadi
solusi energi primer terintegrasi No 1 se-Asia Tenggara
Bagikan berita
Berita Terbaru

PLN Energi Primer Indonesia dan PT Timas Suplindo Teken Letter of Intent Pembangunan Pipa Gas WNTS Pemping

PLN EPI Usung Bioenergi Gantikan Biomassa Siap Jadi Motor Hijau Transisi Energi Indonesia

PLN EPI Dorong Rantai Pasok Gas sebagai salah satu Pilar Ketahanan Energi dan Transisi Energi
